Minggu, 28 Agustus 2011

MALAM LAILATUL QADAR

Momen agung, penting dan tak boleh dilewatkan di bulan Ramadan adalah Lailatul Qodr. Umat Islam pasti sudah akrab dengan malam seribu bulan. Saking mulianya, Allah SWT mengabadikannya dalam Al-Qur’an. Lailatul Qadr adalah malam takdir yang berarti malam penentuan. Dalam Al-Qur’an disebut: “pada malam itu turun malaikat-malaikat beserta malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan”. (QS. Al-Qadr ayat 4)
Di malam itulah Allah memutuskan takdir yang Dia kehendaki untuk satu tahun berikutnya. Takdir yang ditetapkan menyangkut beberapa hal besar seperti kematian, ajal, karier dan rezeki seseorang lalu diserahkan kepada malaikat yang bertugas menanganinya, yaitu malaikat Isrofil, Izroil, dan Jibril alaihimus salam. Maksud dari penetapan ini bukan berarti Allah baru saja menetapkannya di malam itu melainkan Allah menyampaikan ketetapanNya yang telah digariskan sebelum segala penciptaan dan menyerahkannya kepada para malaikat agar mereka mengurusnya.
Satu hal yang membuat malam ini kian istimewa adalah nilai pahala yang dilipatgandakan ribuan kali. Amalan yang dikerjakan di malam Lailatul Qodr lebih baik dibanding amalan seribu bulan. Jadi, satu salat dan salawat di malam ini sama dengan mengerjakannya selama lebih dari 29.585 malam sesuai dengan hitungan kalender Hijriyyah yang hitungannya lebih sedikit dari kalender Masehi. Malam Lailatul Qadar adalah malam terbaik dalam satu tahun. Hadis sahih menyebutkan: “barang siapa menghidupkan Lailatul Qadar dengan iman dan mengharap ridho Allah, diampuni dosa-dosanya yang telah lewat” (HR Bukhori Muslim). Hadis lain yang diriwayatkan Imam Baihaqi terdapat tambahan redaksi: “… dan dosa yang akan datang”.
Alangkah agungnya malam ini untuk dilewatkan begitu saja. Apalagi, malam ini hanya berulang sekali dalam satu tahun. Menghidupkan malam Lailatul Qadar yang berpahala besar ini pun tak berat dilaksanakan. Menghidupkan Lailatul Qadar bisa diperoleh dengan salat Isya berjamaah. Sayang jika malam mulia ini hanya dilalui dengan salat Isya’ berjamaah saja. Ikuti dengan salat tarawih 20 rakaat, witir 11 rakaat, tadarus Al-qur’an diakhiri dengan salat tahajud. Lebih baik lagi jika semua dikerjakan sambil beri’tikaf di masjid. Ingat, semua amal di malam ini lebih baik dari amal seribu bulan!
Kapan tepatnya Lailatul Qadar terjadi? Ada beberapa pendapat tentang kapan malam Lailatul Qadar itu. Dari banyak pendapat ulama, ditemukan satu titik temu, bahwa malam yang paling bisa diharapkan adalah pada malam-malam ganjil pada sepuluh malam terakhir Ramadan. Lailatul Qadar juga berpindah-pindah hari tiap tahunnya sebagaimana pendapat Imam Nawawi yang diikuti banyak ulama. Imam Ghozali yang bergelar Hujjatul Islam berpendapat bahwa malam Lailatul Qadar dapat dilacak melalui rumusan berdasar hari pertama Ramadan. Berkata Syaikh Abul Hasan bahwa sejak menginjak usia dewasa, dengan rumusan ini ia tak pernah melewatkan Lailatul Qadar. Imam Syihab Al-Qolyubi juga merangkai rumusan Al-Ghozali ini dalam bait syi’ir berbahasa arab.
Hikmah dari kenapa malam Lailatul Qadar dirahasiakan tanggal pastinya adalah agar umat Islam mau menghidupkan sepuluh malam tersebut dengan beribadah dengan mengharap kemurahanNya dan meninggalkan hal-hal yang dibenci Allah tanpa bergantung pada satu malam tertentu. Jika kita mau menghidupkan sepuluh malam itu, Insyaallah kemuliaan malam Lailatul Qadar akan didapatkan.
sumber:
Mahasiswa STAI Darullughah Wadda’wah Bangil Pasuruan
amiruddinfahmi@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar